Pandemi yang Istimewa
Setahun berlalu, tak pernah ada yang memprediksi hari-hari penuh keterbatasan dan aturan kesehatan yang super ketat. Tidak di sini, pun di sana, satu bumi merasakan. Kuasa Allah Ta’ala.
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia”. (QS Yasin ayat 82).
Sekejap saja dan bumi berubah tidak normal. Mengingatkan kita pada masa dimana tak ada daya kecuali atas kehendak-Nya. Hanya bersiap menerima ketetapan-Nya. Maha suci Allah.
Namun, tidaklah seorang mukmin berjalan di atas bumi ini, menghadapi kehidupan kecuali senantiasa muhasabah dan berbaik sangka. Mengambil hikmah dan bersyukur atas semua apa yang Rabbnya beri. Selalu percaya bahwa tidaklah Dia menurunkan musibah atau pun ujian kecuali ada pelajaran dan pahala menyertai bagi mereka yang bertakwa.
Dan sungguh, Saudaraku yang dirahmati Allah…
Pandemi ini istimewa, sangat terasa jika kita mentadabburinya. Betapa indah Islam dengan segala nilai kesempurnaannya. Bagaimana nilai kesehatan, pergaulan, ibadah, semuanya lengkap tuntunannya. Di pandemi ini kita banyak_sangat banyak_ belajar cara ibadah saat kondisi tidak normal, cara menjaga kesehatan yang benar, cara bergaul yang sehat, dll.
Dan lihatlah, bagaimana kondisi pusat ibadah kaum muslimin hari ini. Yaa Salaam…wallahi, kekhusyukan sangat terasa di sana. Betapa setiap yang diberi kesempatan beribadah di Haramain hari ini merasakan keistimewaannya. Walau ada rasa berbeda, haru, rindu, sedih bersatu padu disebabkan terbatasnya saudara-saudara muslim lainnya untuk berkunjung, tapi inilah cara beribadah yang benar tanpa riuh yang diajarkan hari ini di tempat itu. Tanpa hal yang diada-adakan(bid’ah), sesuai sunnah, khidmat, khusyuk.
Lihat bagaimana pengunjung tidak saling mendorong, berteriak membaca bacaan yang entah dari mana dibacanya, mendekati kiswah(kain ka’bah) lalu mengguntingnya, bahkan untuk mengambil gambar di dalam Masjid Nabawi dan Haram, semuanya terawasi dengan baik.
Beberapa waktu lalu bahkan seluruh destinasi umrah dan haji yang sering dijadikan tempat mengambil “berkah”(read:jimat) dan Jabal Rahmah tempat mencoret nama, dll semua dibersihkan, diperbarui.
Para petugas yang biasa gerah dan terpancing mengangkat suara karena ulah pengunjung yang melanggar kini tak terdengar. Bahkan mereka menyambut tiap pengunjung hari ini dengan sapaan ramah dan doa. Yaa Rabb…andai kondisi seperti ini selamanya berlangsung di Haramain, walau kami tak mengharap wabah ini ada untuk selamanya.
Istimewa. Mari kita pahami bersama, lewat wabah ini kita diberi pesan. Iya, pesan agama yang lebih dalam. Bagaimana kita lebih tertata dalam kehidupan. Lebih percaya dan taat atas setiap aturan yang ditetapkan dalam Al Quran dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bagaimana kita lebih khusyuk mempelajari agama Islam dan memahami tiap aturannya, yang tidak lain hanya untuk kebaikan dan keselamatan umat Islam.
Buraydah, 13 Rajab 1442
Saat hati merindu hari normal yang berberkah