Maksiat Itu..Candu!
Maksiat itu..Sekali kamu membuka pintunya, tak lepas kamu sampai terseret penyesalan.
Maksiat itu..akan menutup matamu dari pandangan hina sekitarmu, lalu kamu dibuatnya merasa semua baik-baik saja.
Maksiat itu..akan menutup telingamu dari nasihat sekitarmu, lalu kamu merasa toh yang menjalaninya dirimu, kamu yang paling merasa punya banyak alasan melakukannya.
Maksiat itu..akan menutup hatimu, kamu menutup semua jalan yang mengusikmu, bahkan menyingkirkan orang-orang yang nampak tak suka denganmu.
Lalu…
Bagaimana jika kematian mendekapmu sebelum maksiat itu kamu taubati?!
Bagaimana kamu menghindari ketakutan saat dibangkitkan dari kuburmu?!
Bagaimana kamu berdiri di hadapan Allah Ta’ala, tanpa perantara, tanpa penghalang..kamu mencari kebingungan teman se-maksiatmu tapi dia pun berlari ketakutan mencari bantuan untuk dirinya..mengabaikanmu.
Apa yang akan kamu jawab saat Allah mengingatkanmu pada maksiatmu?Kamu mau mengatakan itu dusta? sedang tanganmu berbicara, kakimu bersaksi, seluruh anggota tubuhmu bersuara membenarkannya.
Lalu datanglah orang-orang yang selama ini mengingatkanmu, menguatkan hujjahnya bahwa mereka telah menasehatimu tapi kamu mengabaikannya.
Di hadapan Allah Ta’ala, kamu diberi kitab catatan amalmu. Tak ada yang tersembunyi sedikit pun. Setiap jejak maksiat tergambar nyata di lembaran demi lembarannya. Nafasmu sesak, ketakutan menguras energimu, sedang kehidupan dunia telah selesai. Tidak ada kesempatan kedua untukmu.
Sekaranglah waktunya penghisaban.
Lalu bagaimana jika hasilnya begitu buruk. Keputusan Allah telah ditetapkan. Lalu malaikat datang mengikatmu dengan rantai, menyeretmu dengan wajah tertelungkup ke tanah, kemana?!
Ke Jahim, neraka yang apinya membara..di sana malaikat yang kasar lagi tegas menyambutmu, membakar tubuhmu. Hangus lalu dikembalikan seperti semula, lalu dihanguskan kembali. Siksa tiada berkesudahan.
Kamu masih hidup?
Kamu masih di sini?
Kamu masih membaca tulisan ini?
TAUBATlah segera..jangan tunda.
Tutup pintu maksiatmu walau berat, berjuanglah menyudahinya.
Sungguh hari penghisaban itu nyata. Dan kitab amal itu sedang dicatat.
Dengarkan saya dan taubatlah!
(yang mencintaimu karena Allah dan berharap menjadi teman yang bersaksi kebaikanmu kelak, Ukhti)