Bagaimana Mentarbiyah Anak (Bag.3)
Bersikap lembut terhadap anak-anak kita adalah hal yang mereka senangi, sebagai orangtua sepantasnya kita selalu mengasah sikap ini. Demikian pula mempelajari metode hukuman yang bijaksana bagi anak. Dan yang ketiga dalam mentarbiyah anak-anak kita adalah siap menjadi teladan bagi mereka.
Sungguh, tak pantas saat kita melarangnya sesuatu sedang kita sendiri mengerjakannya, semisal: Jangan bermain gadget, tapi kita sebagai orangtua bahkan menghabiskan sehari lebih banyak bersama gadget daripada selainnya.
Atau memerintahkannya berbuat sesuatu tapi kita tidak nampak sebagai seorang yang berjuang untuk melakukannya. Semisal: Shalat tepat waktu, sedang orangtuanya bermalas-malasan saat adzan berkumandang.
Dan berbagai apa yang kita harapkan anak-anak kita mengerjakan atau meninggalkannya, sedemikian itu pula kita berusaha untuk menjadi yang pertama dan terbaik dalam memberinya contoh.
Jadilah orangtua yang senantiasa bersujud kepada Allah Ta’ala, memohon bimbingan dan taufiq-Nya dalam membimbing anak-anak kita. Kita berharap mereka menjadi generasi pelanjut yang shaleh, maka jadikan diri kita sholeh terlebih dahulu. Tidak tepat jika seorangtua mengatakan,”biar anak saya saja yang pandai mengaji, saya cukup mencarikannya guru ngaji.” Tidak, Duhai orangtua. Anak-anak kita melihat bagaimana orangtuanya. Apa yang menurut mereka baik adalah apa yang engkau kerjakan. Jika engkau mampu mencari guru, maka carilah guru untukmu dan untuk anakmu.
Sebagaimana salah seorang ulama salaf mengatakan kepada pendidik anaknya, “Hendaknya pertama kali yang dilakukan adalah memperbaiki diri anda dahulu. Karena kesalahan (aib) mereka terikat dengan kesalahan (aib) anda. Yang baik menurut mereka adalah apa yang anda lakukan. Dan jelek menurut mereka adalah apa yang anda tinggalkan. “Tarikh Dimasyq” ( 38 / 271 – 272 ) .
(bersambung)