Ibunda Hajar
Ketika beliau bersama anaknya yang masih sangat kecil yaitu nabi Ismail ditinggal oleh bapaknya yaitu nabi ibrahim di padang pasir mekkah yang tandus pada zaman itu. Ketika Nabi Ibrahim menurunkan mereka di tempat tersebut kemudian berputar balik menuju jalan yang dilalui sebelumnya untuk kembali ke kota mereka hanya meletakkan buah kurma dan air. Kemudian ibunda hajar menyeru kepada Ibrahim “ya, Ibrahim ke mana engkau pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami?”. Tetapi nabi Ibrahim seolah-olah dengan yakin terus berjalan sehingga ibunda Hajar ; seorang istri yang cerdas; sosok wanita muslimah yang cerdas paham bahwa apa yang dilakukan oleh suaminya seorang nabi tentu atas perintah Allah subhanahu wa ta’ala sehingga dia hanya bertanya, “apakah Allah yang memerintahkanmu?”. Kemudian Nabi Ibrahim jawab “iya”. Maka dengan penuh keyakinan dengan penuh ketaatan dan lihatlah bagaimana sosok seorang wanita yang begitu pemberani yang menghadapi kehidupan dan ketetapanNya ditempatkan oleh suaminya di padang pasir tanpa sesuatu, tanpa ada orang lain dan tidak ada sumber makanan. Hanya dengan yakin bahwa Allah subhanahu wa ta’ala yang menakdirkan demikian maka dia mengatakan kepada suaminya, “pergilah dan Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kami.”
Subhanallah seorang istri yang yakin kepada Rabbnya, sehingga ketika suaminya yang sholeh melakukan sesuatu yang diluar nalarnya, istri ini tidak melibatkan perasaannya Kecuali mengatakan ketika itu adalah perintah Allah subhanahu wa ta’ala maka Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kami. Allah subhanahu wa taala dalam Quran Surat Ibrahim : 37 berfirman.
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Meninggalkan istri dan anaknya bukanlah hal yang menenangkan hati Ibrahim. Hanya karena beliau mengetahui bahwa itu adalah perintah Allah maka beliau pun berdoa kepada Allah. Masyaallah ini adalah satu keyakinan dari seorang hamba dan Rasul, betul-betul melakukan sesuatu walaupun mungkin tidak tega hati beliau tapi karena perintah Allah maka ditunaikan dengan sebaik-baik ketaatan.
Maka ketika berada dalam kesendirian itu ibunda Hajar hanya bertawakkal kepada Allah, menyerahkan kehidupannya dan kehidupan anaknya hanya kepada Rabbya yang yakin Allah senantiasa bersamanya. Dan dari sinilah sejarah itu dimulai, ketika ibunda Hajar bolak-balik safa dan marwah ketika nabi ismail merasa kehausan dan dari perjuangan, ketaatan dan kesabaran seorang istri yaitu ibunda Hajar, maka Allah menetapkan manasik haji dan umrah dari apa yang beliau kerjakan. Pada waktu sa’i kita bolak balik antara safa dan marwah dan diciptakannya air zam-zam dari bawah bumi ini.
Air zam-zam yang dihadirkan Allah di padang tandus tetapi, sampai hari ini tidak pernah kering, berlimpah. Masyaallah
Adalah keberkahan Allah dan balasan Allah kepada seorang istri yang taat kpd suaminya dan seorang ibu yang sangat mencintai dan memperjuangkan kehidupan anaknya Ismail ‘alaihissalam. Dan dari kisah ibunda Hajar ini kita melihat sosok wanita yang menghadapi kesulitan-kesulitan hidupnya dengan iman dan tawakkal kepada Allah. Dan inilah contoh dan teladan terbaik kita wahai para muslimah sekalian ketika kita menjadi seorang wanita apakah kita seorang ibu atau seorang istri maka tentu kesulitan itu suatu hal yang sangat lazim menjumpai rumah-rumah kita. Bagaimana kita menghadapinya? Yaitu dengan iman dan tawakkal kepada Allah.
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda ; Allah merahmati ibunya ismail, andai saja pada waktu air zam-zam itu muncul atau keluar dan ibunda hajar tidak segera untuk menampungnya maka, tentulah dia menjadi air yang membanjiri.
Tapi, dengan usaha dari ibunda Hajar maka tentu sampai saat ini air itu keluar dengan thariqah atau dengan cara yang sangat baik dan memberikan keberkahan kepada ummat Islam di seluruh bumi ini. Masyaallah
Ibunda Hajar juga dikenal di sepanjang sejarah sebagai wanita dari Bani Adnan dan dari raja Mesir itu menghadiahkannya kepada ibunda Sarah, istri dari nabi Ibrahim. Dan melihat hadirnya Hajar di rumah mereka, ibunda Sarah berpikir untuk menikahkannnya dengan nabi ibrahim, kenapa? Karena beliau adalah seorang yang sudah renta dan mengharapkan keturunan dari nabi ibrahim. Walaupun setelahnya Allah pun menganugerahkan nabi Ishak melalui ibunda Sarah.
masih bisah daftar?
Masih boleh daftar?
Iya masih bisa.
ada biaya pendaftarannya? dan berapa kali pertemuannya?
Markaz Imam Malik memiliki program Kursus Bahasa Arab
1. Kursus Bahasa Arab Sabtu Ahad (Pertemuannya setiap Sabtu dan Ahad pagi)
2. Paket Kursus Bahasa Arab (Pertemuannya 3 kali sepekan)
Contact Person:0823-3264-3423
Bismillah, msih buka program kursus bhs Arab ustad?